TAFAKUR ISLAM A2





Ibarat Bayi Tidak Bisa Apa-apa

Tafakur adalah perilaku
seseorang dalam rangka
berserah diri pada Tuhan.Ia tidak
tahu apa-apa,karenanya tidak
mempunyai tujuan.Ibarat bayi yg
hanya manut-manut saja,menjalankan pepesten
(takdir).Apa saja diterima.


Duduk
tafakur melakukan
perenungan.


Bagaimana tafakur
yg benar?


Tafakur berbeda dengan
meditasi.Perbedaannya pada: tata
cara dan aturan-aturan
khusus.


Tafakur adalah
mengheningkan cipta,tafakur
memusatkan segenap pikiran (dengan meniadakan segala
hasrat jasmaniah).


Aturan
khususnya,diam dengan posisi
duduk tegak(bersila).Mengatur
pernapasan sedemikian
rupa,halus,keluar masuknya nafas tidak boleh tersedak-sedak
(megap-megap).


orang yg melakukan tafakur
adalah orang yg tidak tahu,belum
mengerti apa-apa,tidak memiliki
apa-apa.


Bertafakur berarti
melakukan perenungan.Berserah
diri.


Intinya pendekatan diri kepada tuhan sama sekali tidak
memiliki tujuan juga tidak
memiliki keinginan atau tuntutan.


Orang yg melakukan tafakur
diibaratkan bayi.Tidak tahu apa-
apa,tidak tahu mana arah
utara,selatan,timur maupun
barat.Ia tidak memiliki
kemampuan apa-apa,sehingga dipukul,dibentak,dibunuh atau
diapakan diam saja.apakah bayi
itu akan diberi umur hanya
2 tahun atau hidup sampai
100tahun,hanya menjalani saja.


Panembahan Orang yg berserah diri pada
tuhan sudah barang tentu
berkaidah dengan panembahan
(menyembah).Orang yg
beribadah,yg perlu dipahami
bahwa panembahan yg dimaksud bukan sholat.


Sebab,bertafakur
tidak sama dengan sholat.Tetapi
menyembah dalam arti
beribadah.


Tata caranya dengan
duduk bersila,mengosongkan
pikiran,berkonsentrasi penuh. Karena menyembah ,maka
berhubungan dengan tuhan.orang
yg sedang melakukan kontak
dengan Tuhan,alam pikir harus
dikosongkan.


Pikiran yg macam-
macam,ingatan yg macam- macam,keinginan keinginan yg
macam-macam,harus diusir jauh-
jauh.


Yg harus difungsikan adalah
hati.suara hati,jeritan
hati,keinginan hati untuk menuju
Tuhan.


Melakukan tafakur bukan berarti
diam membisu dan
mematung.


Secara fisik memang
demikian,tapi dalam ruhani harus
ramai,bergemuruh ramai dalam
diam,bergemuruh dalam kesunyian.Yg ramai ialah suara
hati.


Selaras Agar pikiran tidak melayang ke
mana-mana,maka harus
diisi.Isinya adalah dzikir.Dzikir yg
harus dibaca,harus selaras antara
hati dan pikiran.


Artinya,dzikir yg
dibaca didengar sendiri,dibaca terus menerus,diresapi dan dijaga
sedemikian rupa agar alam pikir
tidak melayang kemana-
mana.


kalau pikiran keluar
jalur,harus dikembalikan ke jalur
hati,sehingga terjaga terus.


Dzikir yg harus dibaca banyak
sekali.


Setiap guru punya anjuran
sendiri-sendiri.ada yg
mewajibkan berdzikir kalimat
tauhid


”Laa ilaaha illallah”


.Ada
yg kalimat pendek mengambil dari asmaul husna ,misalnya


Yaa hayyu yaa Qoyyum”.


Tapi,biasanya untuk penyerahan
diri adalah berdzikir memuji
Tuhan,yaitu membaca tasbih


“Subhaanallah walhamdulilah
walaailla haillallahu allahu akbar
laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim.


Kalimat
dzikir tsb dibaca dalam kondisi
duduk bersila secara terus
menerus.Tidak merasa
bosan.


Malahan harus merasa
enjoy.Jika sudah merasa enak,maka senantiasa akan
kurang.


Lamanya juga tidak
diperdulikan.


Waktu untuk bertafakur
sebenarnya tidak ada aturan,bisa
siang,sore,pagi,atau
malam.


Tetapi yg paling baik
dilakukan pada tengah malam
tatkala orang-orang sudah terlelap,sehingga memperoleh
kesunyian-kesunyian di malam
hari.


Dzikir dalam tafakur berarti
suara hati.Tanpa suara,tanpa
kata-kata juga gerakan-
gerakan.Ini berbeda dengan tata
cara berdzikir yg ada cara
duduk,gerakan badan dan suara.Ada geleng-
geleng ,manggut-manggut dan
lainnya.